HARI GINI TIDAK SHOLAT JAMAAH APA KATA SYAETAN

Sinopsis

Emak Ingin Naik Haji
Sumber: http://dik2.multiply.com/reviews/item/35

Emak Ingin Naik Haji ... subhanalloh, satu lagi film yang berhasil menggugah jiwa para penontonnya hadir ditengah-tengah kita. Setidaknya memang ini yang saya rasakan sendiri sebagai seorang penonton ketika menikmati satu persatu alur cerita yang dihadirkan dalam sebuah film berdurasi kurang lebih 90 menit besutan Mizan Production dan Samaradhana Pro ini.

Layar film dibuka dengan penggambaran sebuah kuas yang menari-nari diatas sebuah kanvas. Perlahan, garis-garis warna yang dihasilkan dari kuas itu membentuk indah sebuah bangunan nan agung, sebuah kabah di kota Mekah, lengkap dengan pelataran dan tiang-tiang masjidil haram disekelilingnya. Untuk selanjutnya cerita mengalir begitu sederhana, namun tetap mampu menggiring para penonton untuk tidak sedikitpun melepaskan pandangnya dari jalan cerita yang ada.

Emak Ingin Naik Haji bercerita tentang Emak, seorang wanita paruh baya yang dengan gigih berusaha untuk dapat mewujudkan impiannya, yaitu pergi ke tanah suci Mekah untuk menunaikan haji. Kehidupan Emak sehari-hari hanya bergantung pada hasil jualan kue yang dititipkan di warung atau pesanan orang. Kalau beruntung, ada juga sedikit tambahan uang dari Zein, anak Emak satu-satunya yang berjualan lukisan keliling hasil karyanya sendiri.

Walaupun Emak tahu bahwa naik haji adalah salah satu hal yang mungkin sulit diraih, tetapi Emak tidak putus asa, dia tetap mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk disetorkan ke tabungan haji di bank. Zein, yang melihat kegigihan Emak tersebut, juga berusaha dengan berbagai cara untuk dapat mewujudkan keinginan Emak.

Bukan hanya sebuah cerita yang sederhana, namun juga film ini berhasil menggambarkan alurnya begitu runtut dan begitu enak untuk dicerna. Ketika satu persatu layar kehidupan kesederhanaan ditampilkan, ketika kemewahan dipertontonkan, ketika kesombongan dipertunjukkan, bahkan ketika ketidakadilan menjadi sebuah pendorong bagi seorang tokoh didalamnya untuk melakukan hal yang tidak sama sekali dibenarkan dalam pandangan Alloh.

Film ini memang ditayangkan sesuai temanya, yaitu untuk menyambut musim Haji tahun ini, sehingga dari awal hingga akhir, hal inilah yang menjadi fokus utama cerita. Tapi tentunya tanpa mengesampingkan nilai-nilai pelengkap cerita lainnya.

Ada banyak hal yang mengajarkan atas kita dari tayangan film ini, dari mulai keyakinan atas sebuah niat, keyakinan atas keadilan Alloh, keyakinan atas kasih sayang Alloh, serta keyakinan atas selalu akan terbukanya pintu Alloh lainnya ketika sebuah pintu tertutup sudah.

Film ini secara leluasa menggambarkan cerita yang ada, mungkin memang ini yang menjadi nilai tambah karena film ini bukan diadaptasi dari novel seperti halnya film-film religi sebelumnya. Film ini diadaptasi dari sebuah cerpen, sehingga Aditya Gumay selaku sutradara berhasil mengembangkannya secara leluasa, namun tetap berada di jalur cerita yang ada, hingga akhirnya berhasil dan sukses menjadikannya lebih menarik.

Dilain hal, dalam sisi pengambilan gambar, film ini juga cukup berhasil memanjakan para penontonnya dengan nenampilkan sudut-sudut yang indah dalam cerita. Kesederhanaan yang terasa begitu alami dalam sebuah rumah di salah satu sudut ibu kota adalah salah satunya. Ada sebuah scene yang membuat saya begitu suka film ini, yaitu ketika Zein yang saat itu masih mengenakan tongkat penyangga dibopong oleh Emak menuju sebuah pinggiran pantai, berhias dengan berserakannya perahu-perahu kecil para nelayan, menyaksikan mentari senja yang perlahan tenggelam.

Namun memang sepertinya kendala pada production house-production house di dalam negeri masih berkutat pada hal yang sama, ada beberapa bagian yang dirasakan agak kurang maksimal karena hal itu. Namun alhamdulillah semua itu bisa tertutupi dengan keberhasilan para pemeran dalam film ini yang secara totalitas mampu memerankan peran-perannya dengan baik.

Ada banyak hal yang membuat decak kagum bagi saya, ketika kita merasa bahwa ending dari cerita ini akan menuju A, namun ternyata diluar dugaan, ada hal lain yang menjadikannya justru berbelok terlebih dahulu ke hal lain yang justru menjadikan film ini patut diacungi jempol, berderet diantara jajaran film-film religi nasional lainnya.

Semoga film-film seperti ini yang cepat atau lambat segera mampu membenahi ummat ini, membangun dan memperbaiki kembali peradaban yang hilang.

Wallahu'alam bish'shawab

Baca Selengkapnya......